Calon Sekolah Akseptor Agenda Jardiknas Tahun 2017
Kamis, 05 Maret 2015
Edit
Calon Sekolah Penerima Program Jardiknas Tahun 2017. Jardiknas Kepanjangan dari Jejaring Pendidikan Nasional yang merupakan program pengembangan infrastruktur jaringan online skala nasional ( National Wide Area Network ) yang dibangun oleh Kementerian Pendidikan yang menghubungkan seluruh institusi/lembaga pendidikan tingkat kabupaten, propinsi, pusat, sekolah -sekolah dan perguruan tinggi tinggi. Jardiknas dikembangkan oleh Pustekkom, yang pustekkom yakni forum milik pemerintah dibawah naungan kementerian pendidikan yang berufungsi untuk memberdayakan sumber info dan teknologi dalam dunia pendidikan
Dalam Program Jardiknas Zona Sekolah yang dibangun dan sediakan tahun 2017 oleh Pustekkom Jardiknas Kemdikbud memakai dua media yaitu GSM dan VSAT.GSM adalah (singkatan bahasa Inggris: Global System for Mobile Communications,(GSM ) yakni salah satu standar sistem komunikasi nirkabel(wireless) yang bersifat terbuka. Teknologi ini memanfaatkan gelombang mikro dan pengiriman sinyal yang dibagi berdasarkan waktu, sehingga sinyal informasi yang dikirim akan hingga pada tujuan.
VSAT adalah abreviasi dari Very Small Aperture Terminal. VSAT adalah sebuah antena berbentuk parabola kecil yang memakai satelit untuk jalur komunikasi. Makara beruntung kalau sekolah mendapat jadwal ini dan sediakan media VSAT alasannya yakni nantinya akan dipasang antena penangkap jaringan internet di sekolah sobat. Sekolah peserta layanan JARDIKNAS tentu ditentukan oleh kemendikbud khususnya di forum pustekkom kemdikbud. Kriteria peserta mungkin ditentukan sendiri oleh kemdikbud
Berikut Cara Cek Calon Sekolah Penerima Program Jardiknas Tahun 2017
1. Buka alamat http://sekolah.jardiknas.kemdikbud.go.id/sekolah/schoolnet
2. Pilih Jenjang
3. Pilih Status Sekolah Negeri atau Swasta.
4. Pilih Media. GSM atau VSAT
5. Pilih Propnsi
6. Pilih Kabupaten
Untuk Kabuapten Sumba Timur yang admin Blogger OPS cek calon sekolah peserta jadwal Jardiknas Zona Sekolah untuk Kabupaten Sumba Timur yakni adalah Sekolah Menengah Pertama Negeri Satap Laitaku. Layanan ini menjadi dambaan dan pujian bagi sekolah alasannya yakni berdasarkan beberapa sekolah di kabupaten Sumba Timur peserta layanan jardiknas dari kemendkibud sekolah tersebut sangat sulit dijangkau oleh jaringan telkomsel maka dikala didapatkan jaringan tersebut mempermudah bagi operator sekolah untuk mengirim data satuan pendidikan
Harapan besar bagi kami sebagai operator sekolah di Sumba Timur sekiranya dimasa-masa mendatang juga memperlihatkan layanan jardiknas khususnya bagi semua sekolah terpencil biar mempermudah operator sekolah mengakses internet. Kendala utama bagi sekolah terpencil khususnya operator dapodik dikarenakan sekolah yang sangat jauh dari jangkauan jaringan telkomsel sehingga para operator sekolah harus tiba ke kota untuk mengirim data pendidikan. Melihat tersebut operator sekolah sudah meninggalkan sekolah kerana berhalangan tiba ke kota untuk mengirim data dopodik.
Sekolah-sekolah yang berada di wilayah pedesaan boleh dikatakan persentase 50 persen tidak sanggup menjagkau jaringan telkomsel. Ada hal yang menjadi dilema serius bagi satuan pendidikan bahwa sekolah tersebut memakai operator sekolah yang bersifat tenaga lepas. Hal ini menyebabkan keguncangan bagi satuan pendidikan yang mana sebagai operator sekolah memiliki tupoksi utama yakni mengerjakan manajemen sekolah yang juga tidak terlepas dari kiprah tanggungjawabnya harus berada di sekolah sehingga guru dengan gampang meminta operator sekolah mengetik dan memprint manajemen yang dibutuhkan.
Harapan besar bagi kami sebagai operator sekolah di Sumba Timur sekiranya dimasa-masa mendatang juga memperlihatkan layanan jardiknas khususnya bagi semua sekolah terpencil biar mempermudah operator sekolah mengakses internet. Kendala utama bagi sekolah terpencil khususnya operator dapodik dikarenakan sekolah yang sangat jauh dari jangkauan jaringan telkomsel sehingga para operator sekolah harus tiba ke kota untuk mengirim data pendidikan. Melihat tersebut operator sekolah sudah meninggalkan sekolah kerana berhalangan tiba ke kota untuk mengirim data dopodik.
Sekolah-sekolah yang berada di wilayah pedesaan boleh dikatakan persentase 50 persen tidak sanggup menjagkau jaringan telkomsel. Ada hal yang menjadi dilema serius bagi satuan pendidikan bahwa sekolah tersebut memakai operator sekolah yang bersifat tenaga lepas. Hal ini menyebabkan keguncangan bagi satuan pendidikan yang mana sebagai operator sekolah memiliki tupoksi utama yakni mengerjakan manajemen sekolah yang juga tidak terlepas dari kiprah tanggungjawabnya harus berada di sekolah sehingga guru dengan gampang meminta operator sekolah mengetik dan memprint manajemen yang dibutuhkan.