Jurnalistik Bukan Lagi Monopoli Wartawan, Setiap Orang Dapat Menjadi Jurnalis

Jurnalistik Bukan Lagi Monopoli Wartawan, Setiap Orang Kini Bisa Menjadi Jurnalis

Jurnalistik Bukan Lagi Monopoli Wartawan Jurnalistik Bukan Lagi Monopoli Wartawan, Setiap Orang Bisa Menjadi Jurnalis
Aktivitas jurnalitik ketika ini bukan lagi monopoli wartawan atau reporter.

Media Massa pun tidak lagi menjadi satu-satunya sumber informasi konkret bagi masyarakat.

Di kala media sosia kini, siapa pun dapat menjadi jurnalis (every body can be journalist) dalam pengertian menciptakan dan menyebarluaskan informasi.

Warganet (netizen), yakni pengguna internet aktif terutama pengguna media sosial,  dengan gampang dan cepat dapat menciptakan informasi dan menyebarluaskannya melalui Twitter, Facebook, Instagram, atau Blog.

Baca Juga: Jurnalisme Media Sosial

Info konkret dari netizen bahkan dapat lebih cepat dan lebih akurat ketimbang informasi dari wartawan profesional, apalagi jikalau wartawan hanya meliput insiden dari status update media sosial.

Jurnalistik hakikatnya ialah proses peliputan, penulisan, dan publikasi informasi aktual. Dalam pengertian ini, siapa pun dapat melakukannya, tidak harus wartawan profesional yang bekerja di media massa.

Bahkan, tanpa harus kuliah atau kursus jurnalistik, asalkan terus menulis atau menuliskan pengalaman, perasaan, pemikiran, ataupun yang dibaca, dilihat, dirasa, dan didengarnya, seseorang akan piawai menulis.

Perkiraan saya, dominan wartawan bukan berlatar belakang jurnalistik deh (?)

Namun, bukan berarti ilmu jurnalistik tidak kemudian diperlukan. Kita masih memerlukan para mahir jurnalistik untuk terus menyebarkan dan mengawal para jurnalis, khususnya yang tidak berlatar belakang ilmu jurnalistik,  agar tetap “on the track” sehingga tidak menjadi penganut “jurnalisme ngawur” alias “kumaha aing”.

Dengan menjadi "jurnalis" atau "jurnalis warga" dengan media blog, facebook, atau twitter, Anda pun dapat membangun opini publik, bahkan “menggerakkan massa”.

Tantangannya: mendatangkan pengunjung, teman, follower, sebanyak-banyaknya!

Demikianlah. Jurnalistik bukan lagi monopoli wartawna. Setiap orang sekarang dapat menjadi wartawan. "Everyone is now a journalist," tulis Herald. "Thank to the Internet".

" Newspapers, magazines and television were important forms of communication in the past. But with the rise of technology in our society, everything must adapt. Journalism is no longer something that must be studied in order to be pursued. Anyone can become a journalist, because anyone has the tools to broadcast news information to the public. The public is also heavily relying on social media platforms as a means of learning news information," simpul The Wellesley News.

Koran, majalah, dan televisi merupakan bentuk komunikasi penting di masa lalu. Tapi dengan bangkitnya teknologi di masyarakat kita, segala sesuatunya harus beradaptasi. Jurnalisme bukan lagi sesuatu yang harus dipelajari supaya dapat dikejar. Siapa pun dapat menjadi jurnalis, alasannya ialah ada yang punya alat untuk menyiarkan informasi informasi ke publik. Masyarakat juga sangat mengandalkan platform media umum sebagai sarana berguru informasi berita.

Wasalam. ().*

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel