Umpan Klik (Clickbait): Perubahan Wajah Jurnalistik Online

Judul info umpan klik lebih merupakan gaya jurnalisme koran kuning  Umpan Klik (Clickbait): Perubahan Wajah Jurnalistik Online
Judul info umpan klik lebih merupakan gaya jurnalisme koran kuning (yellow paper, yellow journalism). Jurnalisme umpan klik merupakan bentuk terendah jurnalisme media sosial

 BAHAYA! Jangan tonton video ini bersama istri Anda. Sebarkan! Ini diam-diam yang terungkap. Ini ia komentar Van Gaal sesudah MU Menang. Begini caranya mengatasi galau. Wow! Bandung bakal pula danau raksasa.

Itulah sebagian judul umpan klik (clickbait) atau jebakan klik yang menghiasi media-media online dan tersebar di media sosial.

Contoh jurnalisme judul umpan klik (clickbait journalism) lainnya sebagai berikut:

Judul info umpan klik lebih merupakan gaya jurnalisme koran kuning  Umpan Klik (Clickbait): Perubahan Wajah Jurnalistik Online

Judul info umpan klik lebih merupakan gaya jurnalisme koran kuning  Umpan Klik (Clickbait): Perubahan Wajah Jurnalistik Online

Judul info umpan klik lebih merupakan gaya jurnalisme koran kuning  Umpan Klik (Clickbait): Perubahan Wajah Jurnalistik Online

Judul info umpan klik lebih merupakan gaya jurnalisme koran kuning  Umpan Klik (Clickbait): Perubahan Wajah Jurnalistik Online

Judul info umpan klik lebih merupakan gaya jurnalisme koran kuning  Umpan Klik (Clickbait): Perubahan Wajah Jurnalistik Online


Bombastis, sensasional, memakai kata penunjuk "ini" dan kata seru merupakan ciri khas jurnalisme umpan klik. Saya sudah beberapa kali membahas perihal umpan klik ini. Bisa disimak di tag Clickbait.

Kali ini saya sampaikan "unek-unek" sesudah membaca lebih serius hasil analisis BBC yang menyatakan umpan klik mengubah wajah jurnalisme online (Clickbait: The changing face of online journalism).

Clickbait Indentik dengan Jurnalistik Online
Kaidah atau prinsip baku jurnalisme antara lain Anda harus menulis judul info yang menarik perhatian pembaca. Menulis judul info (headline) membutuhkan keterampilan (skills), tapi di periode digital ini, sebuah kata gres menjadi sinonim atau indentik dengan jurnalisme onlin - clickbait.

Sangat banyak dan sangat sering wartawan media online menulis info "seenaknya", tidak mikir lama, sing penting menarik pehatian dan diklik. Banyak judul info lebih merupakan iklan ketimbang informasi.

Dulu, judul info bertujuan memberikan inti informasi tanpa menyembunyikan substansi. Kini, judul info ngumpetin intisari info - umpan klik tea ngarana!

Dulu, info dibentuk untuk dibaca. Kini, info dibentuk untuk diklik. Dulu to inform. Kini, to click. Dulu, orientasi oplah atau penjualan. Kini, orientasinya trafik, pageviews, atau jumlah kunjungan.

Itulah yang mengakibatkan jurnalisme online menjadi identik dengan umpan klik. Wartawan terpengaruh atau ikut arus gaya status update pengguna media sosial.

Judul info umpan klik lebih merupakan gaya jurnalisme koran kuning (yellow paper, yellow journalism). Jurnalistik mutu rendahan. Ada yang menyebutkan jurnalisme umpan klik merupakan bentuk terendah jurnalisme media sosial.

“Clickbait is the lowest form of social media journalism, full of sensationalized headlines, grumpy cats, and awful personal confessions.” (A History of Clickbait).

Situs Vice bahkan menyebut "jurnalisme" clickbait sebagai "jurnalistik sampah" (Garbage Click-Bait 'Journalism').

Penulis Yahoo.com, David Pogue, menyatakan clickbait bukan jurnalistik yang baik. Menurutnya, headline atau judul info yang baik itu transparan dan efisien, bukan "menyembunyikan" substansi info demi mengejar trafik.

Akibat Orientasi Klik-Trafik

Menurut analisis BBC, orientasi wartawan dan editor media online (situs berita) dikala ini bersifat "materialis". Makin banyak diklik, makin banyak pengunjung, dan kian banyak pula pendapatan iklan (Adsense).

Publishers increasingly use it for simple economics; the more clicks you get, the more people on your site, the more you can charge for advertising.

Sebuah laporan oleh  Columbia Journalism Review memberikan kasus majalah online Slant. Media online ini membayar penulisnya US$ 100 per bulan, plus bonus $5 tiap 500 klik atas goresan pena yang dibuatnya.

Salah satu penerbit di Inggris, Trinity Mirror, mengumumkan rencana mereka untuk memilih sasaran klik kepada para wartawannya.

Menggejalanya judul umpan klik (clickbait journalism) menjadi bahaya bagi masa depan jurnalistik. Kaidah penulisan judul yang tidak lagi diindahkan sanggup meluas menjadi pengabaian terhadap "teori" penulisan info secara keseluruhan.

Jika umpan klik menjadi "ideologi gres jurnalisme" dan menulis info seenaknya, kemudian buat apa ada ilmu jurnalistik? Buat apa mahasiswa jurnalistik harus kuliah 3-4 tahun di jurusan jurnalistik? Buat apa ada jurusan jurnalistik di sekolah tinggi tinggi?

Sok tah, tanggung jawab saha semua konsekuensi itu gara-gara merebaknya "ideologi jurnalisme umpan klik" di kalangan wartawan online dikala ini? Wasalam. ().*

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel