Facebook Perangi Jurnalisme Umpan Klik (Clickbait)

 Facebook mengubah algoritmanya untuk mencegah menyebarnya judul Facebook Perangi Jurnalisme Umpan Klik (Clickbait)
MEDIA ONLINE atau situs-situs informasi penganut jurnalisme umpan klik (clickbait) atau "pancingan mengklik" alias "jebakan klik"  harus siap-siap terusir dari media umum Facebook.

Pasalnya, dilansir The New York Times (5/8/2016), Facebook mengubah algoritmanya untuk mencegah menyebarnya judul-judul informasi umpan klik (clickbait headline) yang sudah sangat merugikan pengguna atau pembaca.

Saya sudah sering menulis posting ihwal jurnalisme umpan klik yang cenderung menipu pembaca ini. Anda dapat simak di Label Clickbait.

Ciri utama judul umpan klik yaitu menyembunyikan substansi informasi dengan memakai kata "ini", "inilah", "begini", atau kata-kata bombastis-sensasional yang bertujuan semoga link beritanya diklik --itulah sebabnya disebut 'umpan klik' (clickbait).

Selain merugikan dan mengeksploitasi pembaca, jurnalisme umpan klik juga merupakan versi gres jurnalisme kuning (yellow journalism). Media penganut umpan klik akan dikunjungi pembaca sekali-dua kali saja, selanjutnya ditinggalkan --khususnya bagi "pembaca cerdas" yang tidak mau ditipu oleh judul informasi yang berusaha menciptakan ingin tau pembaca.

Berkembangnya jurnalisme umpan klik, terutama dianut oleh Kompas-Tribunnews yang diikuti situs-situs lain, tidak lepas dari dominannya media sosial, terutaam Facebook dan Twitter.

Media-media penganut jurnalisme kuning gaya gres itu pun mengabaikan kaidah jurnalisme yang baik dengan menciptakan judul "seenaknya", bukan memberi informasi, tapi memberi umpan semoga judul beritanya diklik dan situsnya dikunjungi (trafik/pageviews).

Contoh Judul Berita Umpan Klik (Clickbait Headline)

 Facebook mengubah algoritmanya untuk mencegah menyebarnya judul Facebook Perangi Jurnalisme Umpan Klik (Clickbait)

 Facebook mengubah algoritmanya untuk mencegah menyebarnya judul Facebook Perangi Jurnalisme Umpan Klik (Clickbait)

 Facebook mengubah algoritmanya untuk mencegah menyebarnya judul Facebook Perangi Jurnalisme Umpan Klik (Clickbait)

 Facebook mengubah algoritmanya untuk mencegah menyebarnya judul Facebook Perangi Jurnalisme Umpan Klik (Clickbait)


Judul-judul umpan klik merajalela di Facebook. Pihak FB pun sepertinya sudah "gerah" dengan jurnalisme umpan klik dan mulai mengubah algoritmanya.

Dilansir NYT, Facebook berencana meminggirkan judul-judul informasi umpan klik yang di news feed-nya semoga 1,71 miliar pengguna Facebook ketika ini tetap setia.

Dengan demikian, Facebook akan melaksanakan "sistem filter" semoga judul-judul informasi "alay bin lebay" mirip di atas terusir jauh ke maritim :) Lagi pula, pembaca cerdas tidak akan sudi mengklik judul informasi umpan klik.

Pembaca cerdas akan bersikap mirip ilustrasi "ikan yang tidak terpancing umpan" berikut ini --mengabaikan judul informasi yang "mengemis klik" dan share:

 Facebook mengubah algoritmanya untuk mencegah menyebarnya judul Facebook Perangi Jurnalisme Umpan Klik (Clickbait)

 Facebook mengubah algoritmanya untuk mencegah menyebarnya judul Facebook Perangi Jurnalisme Umpan Klik (Clickbait)

Facebook akan mengutamakan judul informasi sebagaimana kaidah jurnalistik yang baik: to the point, straightforward, tidak menyembunyikan substansi atau isi berita.

"Kami ingin penerbit (media) memposting konten yang menjadi perhatian orang, dan kami pikir orang menaruh perhatian pada judul-judul yang jauh lebih lugas (straightforward)," kata Adam Mosseri, Facebook’s vice president for product management for the news feed, dalam sebuah wawancara.

Dikemukakan, banyak pembaca yang dikecewakan oleh judul informasi yang di-share di Facebook yang ternyata isi informasi tidak mirip atau "seheboh" judulnya.

Mosseri mencontohkan judul informasi umpan klik itu seperti:
  • “The Dog Barked at the Deliveryman and His Reaction Was Priceless”
  • “When She Looked Under Her Couch Cushions and Saw THIS … I Was SHOCKED!”
Dalam kasus Indonesia, judul-judul umpan klik itu berciri khas memakai kata penunjuk dan kata seru.

Algoritma Facebook akan mencatat situs-situs web yang membuatkan judul umpan klik dan mendeteksi pola trafik. Mosseri mengibaratkan algoritma gres itu mirip proses penyaringan spam email.

The company’s algorithms then took note of the websites from which the articles were coming, and could detect patterns of traffic coming from those sites over time. That process was then automated, and content identified as clickbait will now appear lower in the news feed than before. Mr. Mosseri likened the practice to a kind of email spam filtering process.

Facebook pernah melaksanakan survei soal judul umpan klik ini. Dilansir PR Online, Facebook menindak artikel "clickbait" (pancingan mengklik) yang mempunyai judul bombastis, tetapi substansi beritanya sangat sedikit.

Pelaku umpan klik bertujuan mendapat banyak klik pada goresan pena yang ditampilkan untuk lebih banyak orang membuka dan kesudahannya akan tampil lebih tinggi di feed berita.

Facebook mengatakan, survei penggunanya menemukan mereka lebih suka "headline yang membantu mereka tetapkan apakah mereka ingin membaca artikel lengkap sebelum mereka harus mengklik".

Untuk menyingkirkan umpan klik itu, Facebook menyampaikan akan men-tweak algoritma untuk fokus pada bagaimana pengguna menghabiskan waktu untuk sebuah artikel sekali mengklik tautannya itu dari Facebook.

Dalam posting blog, dituliskan, "Jika mereka mengklik ke link dan lalu eksklusif kembali ke Facebook, ini menyampaikan bahwa mereka tidak menemukan sesuatu yang mereka inginkan."

Pembaca di Indonesia juga sepertinya sudah dapat menilai kualitas media dan wartawan penganut jurnalisme umpan klik itu.

"Kualitas wartawan semakin rendah, Paling empet kl baca berta dengan judul " INI ..." taunya isinya cetek banget," komentar seorang kakuser di salah satu thread ihwal clickbait. Wasalam. ().*


Baca Juga: Judul Berita Umpan Klik Akibatkan Degradasi Jurnalistik

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel