9 Kesalahan Public Speaking (Pidato) Yang Harus Dihindari
Senin, 03 Agustus 2015
Edit
PUBLIC Speaking ialah kegiatan berbicara di depan umum, menyerupai pidato, ceramah, khotbah jumat, dan presentasi.
Public Speaking sering diindonesian dengan istilah "pembicaraan publik" atau "berbicara di depan publik".
Setidaknya ada sembilan pantangan, kesalahan, atau hal yang harus dihindari ketika public speaking alias berbicara di depan umum atau pidato.
Kesalahan atau pantangan berikut ini harus dihindari biar pidato Anda menarik, memukau, disukai hadirin (audiens), dan gampang dimengerti.
1. Membaca naskah pidato kata demi kata.
Reading a speech word for word. Membaca naskah pidato secara utuh (script reading) merupakan satu dari empat teknik penyamapain pidato, selain menghafal teks pidato (memorizing), memakai alat bantu visual (using visual aids), dan memakai catatan (using notes).
Membaca naskah pidato kata demi kata dalam public speaking dinilai sebagai "pidato terburuk" sebab tidak ada orang yang suka kepada pembicara yang berbicara sambil menunduk. Kalo mau baca naskah, kasih aja naskah itu ke hadirin --mereka dapat baca sendiri kok! 'Ner gak?
Solusi: gunakan catatan garis besar, outline, atau pointer.
2. Posisi Tangan
Setiap kali dipercaya menjadi trainer pembinaan public speaking, saya selalu memulainya dengan pretes. Peserta satu per satu tampil berpidato apa saja, contohnya sekadar mengenalkan diri dan menjelaskan hobi.
Kebanyakan mereka bermasalah dengan posisi kedua tangan yang merupakan pantangan dalam pidato: menyilangkan tangan di depan, disilang belakang (gendong tuyul), memasukkan tangan ke saku celana, lengan disedekapkan, atau meremas-remas tangan.
Solusi: ketika memulai pidato, posisikan kedua tangan di samping dan mulai pergunakan gestur tangan ketika menyampaikan "saya". Bisa juga dengan memalsukan posisi tangan presenter televisis menyerupai dalam gambar berikut ini:
3. Menggunakan Gaya Bahasa Teknis-Ilmiah
Kecuali presentasi atau orasi ilmiah atau mengajar di kampus, hindari penggunaan bahasa teknis-ilmiah yang hanya dapat dimengerti kalangan akademis atau kalangan tertentu (jargon).
Solusi: gunakan bahasa yang umum dipakai dalam sehari-hari atau yang dimengerti audiens.
4. Tidak fokus
Not having a point. Pembicaraan melebar atau "ngelantur" ke mana-mana. Selain pidato jadi dapat panjang atau lama, bikin kesel hadirin, pesan utama jadi terlupakan.
Public Speaking sering diindonesian dengan istilah "pembicaraan publik" atau "berbicara di depan publik".
Setidaknya ada sembilan pantangan, kesalahan, atau hal yang harus dihindari ketika public speaking alias berbicara di depan umum atau pidato.
Kesalahan atau pantangan berikut ini harus dihindari biar pidato Anda menarik, memukau, disukai hadirin (audiens), dan gampang dimengerti.
9 Kesalahan Umum dalam Public Speaking
1. Membaca naskah pidato kata demi kata.
Reading a speech word for word. Membaca naskah pidato secara utuh (script reading) merupakan satu dari empat teknik penyamapain pidato, selain menghafal teks pidato (memorizing), memakai alat bantu visual (using visual aids), dan memakai catatan (using notes).
Membaca naskah pidato kata demi kata dalam public speaking dinilai sebagai "pidato terburuk" sebab tidak ada orang yang suka kepada pembicara yang berbicara sambil menunduk. Kalo mau baca naskah, kasih aja naskah itu ke hadirin --mereka dapat baca sendiri kok! 'Ner gak?
Solusi: gunakan catatan garis besar, outline, atau pointer.
2. Posisi Tangan
Setiap kali dipercaya menjadi trainer pembinaan public speaking, saya selalu memulainya dengan pretes. Peserta satu per satu tampil berpidato apa saja, contohnya sekadar mengenalkan diri dan menjelaskan hobi.
Kebanyakan mereka bermasalah dengan posisi kedua tangan yang merupakan pantangan dalam pidato: menyilangkan tangan di depan, disilang belakang (gendong tuyul), memasukkan tangan ke saku celana, lengan disedekapkan, atau meremas-remas tangan.
Solusi: ketika memulai pidato, posisikan kedua tangan di samping dan mulai pergunakan gestur tangan ketika menyampaikan "saya". Bisa juga dengan memalsukan posisi tangan presenter televisis menyerupai dalam gambar berikut ini:
3. Menggunakan Gaya Bahasa Teknis-Ilmiah
Kecuali presentasi atau orasi ilmiah atau mengajar di kampus, hindari penggunaan bahasa teknis-ilmiah yang hanya dapat dimengerti kalangan akademis atau kalangan tertentu (jargon).
Solusi: gunakan bahasa yang umum dipakai dalam sehari-hari atau yang dimengerti audiens.
4. Tidak fokus
Not having a point. Pembicaraan melebar atau "ngelantur" ke mana-mana. Selain pidato jadi dapat panjang atau lama, bikin kesel hadirin, pesan utama jadi terlupakan.
Tips Mengawali Public Speaking).
7.
. Jangan lihat ke atas, ke samping, ke dinding, atau ke arah lain selain hadirin. Hadapkan wajah kepada hadirin. Tatap mata mereka secara bergantian, putar kepala Anda secara perlahan pisan.
Jika gugup, grogi, kurang percaya diri, arahkan tatapan mata Anda ke atas kepala hadirin! This is great way to avoid nerveous. Silakan coba.
Sumber
7.
. Jangan lihat ke atas, ke samping, ke dinding, atau ke arah lain selain hadirin. Hadapkan wajah kepada hadirin. Tatap mata mereka secara bergantian, putar kepala Anda secara perlahan pisan.
Jika gugup, grogi, kurang percaya diri, arahkan tatapan mata Anda ke atas kepala hadirin! This is great way to avoid nerveous. Silakan coba.
Sumber
- Nine Public-Speaking Mistakes. http://www.slideshare.net/mprofs/nine-publicspeaking-mistakes-you-need-to-stop-making-now
- 5 Public Speaking Mistakes To Avoid. http://www.realmenrealstyle.com/public-speaking-mistakes/