Media Penganut Jurnalisme Umpan Klik (Clickbait) Ditinggalkan Pembaca

Media Penganut Jurnalisme Umpan Klik (Clickbait) Ditinggalkan Pembaca. Pengunjung tiba sekali dan tidak akan kembali. Judul Umpan Klik Merusak Reputasi Situs Web Anda.

 Pengunjung tiba sekali dan tidak akan kembali Media Penganut Jurnalisme Umpan Klik (Clickbait) Ditinggalkan Pembaca
Hindari judul umpan klik menyerupai menghindari penyakit. (Ilustrasi: Titan Web).*

WOW! Mengerikan! Miris Bacanya! Tolong Share! Wajib Baca! Ini Komentar! Begini Reaksi! Jangan Lakukan Ini! Pemain Ini Begituan! Begini Akibatnya Jika Anda...! Mengejutkan! Sadis! Lihat Apa yang Akan Terjadi! Wooowww....!!!

Kita sudah mulai bersahabat dengan judul-judul isu atau judul goresan pena menyerupai di atas. Sensasional, bombastis, berteriak, cendeung alay bin lebay!

Judul-judul Umpan Klik (Clickbait Headlines) menyerupai di atas sekarang menjadi sajian sehari-hari di media-media online (news online, situs berita) dan media sosial.

Saya sih sudah mengabaikan judul-judul isu kayak gitu. Kebanyakan menipu! Isi goresan pena atau konten isu tidak seheboh judulnya.

Memang demikian. Judul-judul isu umpan klik atau jebakan klik yang dibentuk wartawan/media penganut Jurnalisme Umpan Klik (Clickbait Journalism) berorientasi klik, biar judul diklik dan situs mereka Anda buka (kunjungi).

Judul isu umpan klik menjadi fenomena media online dikala ini. Bisa dikatakan, SEMUA media online atau situs berita, menganut jurnalisme umpan klik, demi trafik atau kunjungan sebanyak-banyaknya ke situs mereka.

Media besar, media kecil, situs isu abal-abal, blog, bahkan situs mahasiswa (pers kampus) juga "latah", ikut-ikutan membuat judul-judul umpan klik.

BBC pernah menurunkan goresan pena yang menyebutkan clickbait sekarang identik dengan jurnalisme online. Jurnalisme umpan klik merupakan versi gres jurnalisme kuning (yellow jounalism) atau koran kuning (yellow papers).

Situs Vice bahkan menyebut "jurnalisme" clickbait sebagai "jurnalistik sampah" (Garbage Click-Bait 'Journalism').

Penulis Yahoo.com, David Pogue, menyatakan clickbait bukan jurnalistik yang baik. Menurutnya, headline atau judul isu yang baik itu transparan dan efisien, bukan "menyembunyikan" substansi isu demi mengejar trafik.

CLICK IS KING!

Klik sekarang menjadi raja, panglima, penentu masa depan media online. Klik yaitu "oplah" dalam dunia media cetak. Makin banyak klik, kian ramai pengunjung media.

Kian banyak kunjungan, makin banyak pula peluang mendapat pemasukan (income) dari iklan, terutama AdSense. Itulah yang menjadi faktor utama media-media online dikala ini menganut jurnalisme umpan klik.

Wartawan dan editor pun terkesan "menghalalkan segala cara" demi mendatangkan pengunjung. Wartawan profesional pun terkesan "melacurkan diri" dengan menganut jurnalisme umpan klik yang notabene versi gres jurnalisme kuning yang punya gambaran jelek di dunia media/jurnalistik.

Ditinggalkan Pembaca

Judul umpan klik memang dapat mendatangkan pembaca, pengunjung, trafik, meningkatkan pageviews. Namun, judul clickbait hanya mendatangkan visitor, bukan membuat customer.

Pengunjung lama-lama akan merasa dikadalin, merasa tertipu, dan tidak nyaman membaca judul-judul umpan klik yang terkesan amatiran, tidak profesional, alay bin lebay, dan menipu pembaca. Isi goresan pena sering tidak sesuai dengan "janji" dalam judul.

Analisis menarik dari SEO Pressor dalam ada tanda-tanda media online mulai ditinggalkan pembaca.

Disebutkan, bahwasanya tidak ada yang salah dengan judul umpan klik demi merebut perhatian pengguna internet di tengah persaingan media online yang kian ketat.

Pengguna internet lambat-laun akan menyadari "ketertipuan" mereka oleh judul-judul umpan klik. Pembaca akan mengenali seni administrasi mengundang pengunjung situs ini. Mereka pun akan meninggalkan media-media penganut juduil umpan klik.


Tiga Masalah Judul Umpan Klik

Setidaknya ada tiga dilema dalam judul umpan klik.

Problem #1: Clickbait Relies On Sensationalism 

Judul umpan klik bergantung pada sensasionalisme untuk menarik perhatian pembaca. Rata-rata judul umpan klik (clickbait headline) menyerupai seseorang yang meloncat dan berteriak, meminta didengarkan. Jika hanya satu orang yang melaksanakan hal itu, maka semua orang akan memberi perhatian.

The average clickbait headline is like a person in a crowd jumping up and screaming, demanding to be heard. If there’s just one person doing that, then everyone’s going to pay attention to them.

Namun demikian, yang meloncat dan teriak-teriak itu sekarang bukan satu dua media, tapi hampir semuanya! Maka, alih-alih mendapat perhatian, pengguna internet justru akan meras risih, bising, brisik, muak, dan "cuek" --mengabaikan judul umpan klik.

Hal itu pernah menimpa situs media umum Tumblr simpulan 2015 yang dibanjiri posting umpan klik. Akibatnya, banyak pengguna Tumblr menyuarakan frustrasi mereka dan meninggalkan Tumblr.

Problem #2: Clickbait Tends To Be Misleading
Judul umpan klik cenderung merupkan "Pemberi Harapan kosong" (PHP), menjanjikan "kisah mengesankan" (amazing story), pembaca hanya di-PHP-in. Begitu diklik, dibaca, isi isu tidak sesuai dengan harapan.

Penipuan terhadap pembaca ini menjatuhkan reputasi situs web atau brand Anda. Lambat-laun pembaca akan hanya melihat sekilas (scan) judul umpan klik, tanpa mengekliknya, sebab sudah sadar judul tersebut hanya menawarkan "janji manis" alias PHP.

Problem #3: Clickbait Headlines Get Visitors, Not Customers
Judul umpan klik mendatangkan pengunjung, bukan customer. Mereka hanya sekali itu saja berkunjung ke situs web Anda dan tidak akan kembali. Mereka merasa tertipu.

Dalam konteks SEO, judul umpan klik akan meningkatkan "bounce rate" yang sangat jelek bagi reputasi web di mesin pencari, khususnya Google. Situs web Anda lambat-laun tidak terindeks mesin pencari akhir judul-judul umpan klik yang diabaikan pengguna (internet user).
 

Kesimpulan: Judul Umpan Klik Bukan Solusi

Judul umpan klik mendatangkan pengunjung, namun merusak reputasi situs web Anda. Jurnalisme umpan klik ampuh memikat pembaca dalam jangka pendek saja, namun pembaca meninggalkan media Anda.

Judul umpan klik tidak bernilai jurnalistik, sebab tujuannya bukan menginformasikan (to inform) sebagaimana ruh jurnalisme, tapi "minta diklik" (to be clicked).

Maka, hindari judul atau jurnalisme umpan klik yang hanya mendatangkan laba sesaat, namun menghancurkan masa depoan situs web atau media online Anda. Wasalam. ().*

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel