Nasib Media Cetak Kian Mengenaskan

Nasib media cetak (suratkabar) kian mengenaskan. Koran terbaru yang tutup di Inggris justru gres terbit beberapa pekan.

 Koran terbaru yang tutup di Inggris justru gres terbit beberapa pekan Nasib Media Cetak Kian Mengenaskan
Harian The New Day Inggris Tutup Setelah Terbit Beberapa Pekan. (Foto: Reuters/VOA Indonesia).*
 

SURATKABAR Inggris Tutup Setelah Terbit Selama 10 Pekan. Demikian VOA Indonesia mengabarkan pagi ini, Jumat 6 Mei 2016.

Disebutkan, koran harian The New Day, media Inggris yang diluncurkan 29 Februari 2016 sebagai surat kabar harian nasional pertama negara itu dalam 30 tahun, Kamis (5/5/2016) mengumumkan edisi terakhirnya terbit Jumat 6 Mei 2016.

Suratkabar ini bertekad akan pertanda media cetak sanggup bertahan pada periode internet ini. Namun, ternyata penerbitan The New Day memperkuat prediksi dan menambah fakta media cetak sulit bertahan di periode digital ini dengan  mengumumkan penutupan operasinya, hanya beberapa pekan sesudah penerbitan perdananya.

The Trinity Mirror Group, sang surat kabar itu, menyatakan, kinerja The New Day “mengecewakan” dan dalam 10 pekan ini sirkulasinya gagal memenuhi harapan.

Penjualan ditarget 200 ribu eksemplar per hari, tetapi tidak usang sesudah diluncurkan, sirkulasinya turun sampai 30 ribu eksemplar per hari.

The Trinity Mirror Group menyatakan harga sahamnya merosot sampai tingkat terendah dalam tiga tahun ini pada hari Rabu.

Kabar penutupan The New Day bukan hal mengejutkan. Sebelumnya, kita juga mendapat kabar, edisi cetak harian The Independent Inggris juga berhenti terbit Maret 2016. Media tersebut sekarang hanya hadir dalam versi online.

Dilansir Masa Depan Media Cetak Kian Suram, sejumlah media cetak di Indonesia juga berhenti terbit. Harian Sinar Harapan berhentu terbit per 1 Januari 2016, menyusul edisi cetak Jakarta Globe, Koran Tempo Minggu, dan Harian Bola yang juga berhenti terbit.

Nasib yang menimpa The New Day, Independent, dan sederet media cetak tersebut kemungkinan juga menimpa media cetak lainnya --semoga tidak.

Kehadiran media online plus media umum dan aplikasi mobile menciptakan masa depan media cetak kian suram. Kini hanya sebagian kecil media cetak (koran) yang masih akan esksis. Sebagian besar ambruk.

Bukan hanya medianya, SDM-nya juga bermasa depan suram, bahkan sanggup dikatakan "tidak punya masa depan", khususnya profesi reporter media cetak dan fotografer.

Sebuah survei yang dikutip CNBC menyebutkan, wartawan media cetak (Newspaper Reporter) menempati posisi terbawah (urutan 200) dalam daftar pekerjaan terbaik 2015 dan menjadi pekerjaan terburuk bila peringkatnya diurut dari bawah.

Apakah dengan demikian media online sekarang berjaya? Tunggu dulu! Fenomena terbaru menunjukkan, masa depan media online (situs berita) ternyata juga mulai suram. Saya sudah tulis di Masa Depan Media Online Mulai Suram.

Selain alasannya kalah bersaing dengan media sosial, terutama Facebook dan Twitter, plus dengan Google dalam persaingan iklan, situs gosip atau news portal sekarang digempur jurnalisme warga yang memanfaatkan media sosial.

Baca Juga: Jurnalistik Masa Depan Milik Jurnalisme Warga.

Survei yang dilansir di laman Inside ID menyebutkan media online menyerupai internet, media sosial, dan koran atau majalah elektronik menjadi sumber gosip teratas yang digemari oleh masyarakat dikala ini.

Koran (media cetak) masih sanggup bertahan alasannya sebuah tradisi laki-laki berupa minum kopi sambil baca koran di pagi hari.

Riset Inside.ID menyatakan, hanya dua dari 10 orang di Indonesia yang masih baca koran. Lebih dari 92% responden menyebabkan internet sebagai sumber informasi.


 Koran terbaru yang tutup di Inggris justru gres terbit beberapa pekan Nasib Media Cetak Kian Mengenaskan
Internet, media sosial, dan koran elektronik menjadi sumber gosip teratas. (Sumber: Inside.ID)

Jelas, masa depan media cetak kian suram --mengenaskansuram. Kejayaan media cetak memang sudah jatuh dilindas kemajuan teknologi internet dengan kehadiran jurnalisme warga, dan jurnalisme media sosial.

Namun, menyerupai prediksi Manifesto Internet tujuh tahun lalu, internet ialah kerajaan media ukuran saku. "The Internet is a pocket-sized media empire," demikian poin kedua Manifesto Internet - How Journalism Work Today.
 
Kini prediksi itu menjadi kenyataan. Orang-orang sekarang menggenggam informasi apa pun di tangannya --mengakses informasi di internet melalui mobile (HP/SmartPhone). Wasalam. ().*

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel